Tuesday, December 4, 2012

Siksa Kubur Karena Durhaka Pada Orang Tua

kepada orang tua merupakan sebuah perilaku yang dilarang oleh Islam, bahkan boleh jadi oleh seluruh agama di dunia ini. Banyak sudah kisah-kisah tentang balasan mengerikan bagi anak-anak yang berbuat durhaka kepada orang tuanya. Dan berikut sebuah riwayat tentang seorang anak yang mendapatkan siksa kubur akibat durhaka kepada orang tuanya.
Suatu hari Rasulullah Saw bersama dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, Imam Hasan dan Imam Husain pergi melewati kuburan Baqi’. Tiba-tiba Rasulullah dan keluarganya mendengar teriakan dan meminta pertolongan dari salah satu kuburan di sana.
Rasulullah Saw kemudian mendekati kuburan tersebut sambil berkata: “Wahai hamba Allah, dengan idzin Allah, keluarkan kepalamu!”.

Tiba-tiba, kuburan tersebut terbelah dan keluarlah mayat seorang pemuda dengan muka yang sangat hitam dan seluruh tubuhnya diikat dengan tali-tali dan rantai besi.
Rasulullah Saw kemudian bersabda: “Celaka kamu, apa yang telah kamu perbuat di dunia dahulu?”.
Pemuda itu menjawab: “Wahai Rasulullah, ibu saya tidak meridhai saya”.
Rasulullah Saw bertanya kembali: “Memangnya apa yang telah kamu perbuat kepadanya?”.
Pemuda itu menjawab: “Suatu hari ketika masuk ke rumah, isteri saya mengadu bahwa ibu saya telah memperlakukannya kurang baik. Saat itu ibu saya sedang duduk di depan tungku sedang memasak roti. Tanpa berpikir panjang, tiba-tiba saya berpihak kepada isteri saya dan akhirnya saya pegang tubuh ibu lalu saya lemparkan ke dalam tungku.
Mendengar kegaduhan di dalam rumah, para tetangga akhirnya datang dan mencoba mengeluarkan ibu saya yang sudah berada di dalam tungku. Akan tetapi meski tetangga dapat mengeluarkannya, namun salah satu tangan dan buah dada ibu saya telah terbakar. Ibu saya kemudian mengangkat buah dadanya yang sudah terbakar itu ke atas langit sambil berdoa: “Ya Allah, Engkau adalah wakilku. Balaslah apa yang telah diperbuatnya kepadaku”.
Wahai Rasulullah, setelah ibu saya berdoa tadi, umur saya tidak lebih dari tiga hari dan kini saya disiksa di dalam kubur. Saya selalu menunggu kedatanganmu agar Anda mendoakan dan memohonkan ampun atas dosa saya tadi”.
Rasulullah Saw kemudian bersabda kepada para sahabatnya: “Hadirkan ibu pemuda ini karena doa itu tidak akan dikabulkan tanpa ada keridhaan dari ibunya”
Para sahabat kemudian menghadirkan ibu pemuda tadi.
Setelah berada di hadapan, Rasulullah Saw kemudian bersabda: “Ibu, maafkanlah dosa anakmu itu karena kini ia sedang disiksa di dalam kubur”.
Ibunya berkata: “Tidak, saya tidak akan memaafkannya”.
Rasulullah Saw kemudian bersabda kembali: “Kalau demikian anak ibu akan terus-terusan disiksa di dalam kuburnya. Apakah ibu tidak merasa kasihan kepadanya?”.
Setelah berpikir panjang, akhirnya ibu tadi memaafkan dosa anaknya itu. Rasulullah Saw kemudian bersabda kembali: “Mengapa tadi ibu tidak memaafkannya dan kini memaafkannya?”.
Ibu itu menjawab: “Tadinya saya tidak mau memaafkannya hanya saja saya melihat pintu-pintu langit terbuka, kemudian saya melihat para malaikat sedang menyeret dan mencambuk putra saya dengan pecut-pecut dan rantai yang dipenuhi dengan api. Saya tidak tega melihat itu, dan akhirnya saya memaafkannya”.
Setelah ibunya memaafkan, kuburan pemuda itu akhirnya menjadi sepi dan tidak terdengar teriakan lagi. (Kisah ini diambil dari Miftahul Janah: Qishash Haulal Umm).



No comments:

Post a Comment